Cara Mendeteksi Kanker Payudara pada Anak

Goapotik
Publish Date • 01/31/2022
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
Cara Mendeteksi Kanker Payudara pada Anak

Tumor adalah Sel-sel yang membelah lalu menumpuk dan membentuk massa yang tidak terstruktur. Tumor sering dikaitkan dengan neoplasma. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna yang sama dengan tumor. Terminologi neoplasma memiliki arti “new growth” atau pertumbuhan baru (neo = new; plasma = protoplasma, atau material penting pada sel tumbuhan dan sel hewan). Terminologi tumor sebenarnya lebih umum diartikan sebagai “swelling” atau pembengkakan / pertumbuhan yang abnormal daripada istilah neoplasma. 

Pada praktiknya, terminologi tumor dan neoplasma seringkali digunakan secara bergantian. Ketika suatu kanker telah didiagnosis, neoplasma diartikan sebagai keadaan sel yang ganas (malignant). Keganasan tersebut merujuk pada segala penyakit yang ditandai dengan hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. 

Sel-sel tumor sebenarnya terbentuk dari sel-sel tubuh itu sendiri yang dimulai dengan pertumbuhan perlahan-lahan lalu membesar dan mendesak struktur jaringan disekitarnya, tetapi tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh. Kadang-kadang, sel yang terbentuk cenderung terlokalisasi dalam suatu lapisan pelindung atau jaringan pembungkus. Bentukan ini biasa disebut sebagai tumor yang memiliki sifat jinak (tumor benigna: benign tumor).

Pengertian Kanker Payudara

Kanker Payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobusnya. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Penyebab kanker payudara sampai saat ini belum juga diketahui secara pasti, diduga penyebab kanker payudara adalah multifaktorial. 

Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara meliputi;

  1. Faktor usia

  2. Usia menarche

  3. Usia menopause

  4. Lama menyusui

  5. Lama pemakaian kontrasepsi

  6. Pola konsumsi makanan berlemak

  7. Pola konsumsi makanan berserat

  8. Aktivitas fisik

  9. Riwayat obesitas

  10. Pola diet

  11. Perokok pasif

  12. Konsumsi alkohol dan

  13. Riwayat kanker payudara pada keluarga sebelumnya.

Prevensi dan Deteksi Dini Kanker Payudara

Pencegahan (primer) adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan primer berupa mengurangi atau meniadakan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kanker secara sederhana adalah mengetahui faktor-faktor risiko kanker payudara seperti yang telah disebutkan di atas, dan berusaha menghindarinya. 

Pencegahan sekunder adalah dengan melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan dari skrining adalah untuk menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian. 

Dalam pelaksanaannya, pencegahan sekunder merupakan primadona dalam penanganan kanker secara keseluruhan. Skrining untuk kanker payudara adalah dengan mendapatkan orang atau sekelompok orang yang terdeteksi mempunyai kelainan/abnormalitas yang mungkin memiliki kanker payudara dan selanjutya memerlukan diagnosa konfirmasi. 

Skrining kanker payudara terdiri atas:

  1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) 

  2. Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)

  3. Pemeriksaan payudara klinis oleh petugas yang terlatih

  4. Mamografi skrining

  5. Prevensi dan skrining bertujuan menemukan kemungkinan adanya kanker payudara dalam stadium dini dan di harapkan akan menurunkan angka mortalitas.

Diagnosis (Keluhan Utama dan Pemeriksaan Fisik)

Setelah melakukan skrining, khususnya bagi Sowbat yang melakukan skrining mandiri (SADARI) perhatikan beberapa keadaan berikut yang biasa ditemukan pada penderita kanker payudara sebagai gejala awal.

 

  1. Benjolan di payudara

  2. Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit

  3. Nipple discharge, retraksi puting susu dan krusta

  4. Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi venektasi

  5. Benjolan ketiak dan edema lengan

  6. Keluhan tambahan: nyeri tulang (vertebra, femur) dan sesak

Kanker payudara pada anak sebenarnya sangatlah jarang terjadi dan karsinoma primer payudara pada anak juga luar biasa jarang. Penemuan Kanker payudara pada anak dan remaja sangatlah jarang dan berbeda dengan kasus kanker payudara pada dewasa dari beberapa aspek. Karena itu, pendekatan yang dilakukan untuk mengamati lesi pada payudara di pasien anak sengatlah berbeda dengan pengamatan pada pasien dewasa, dari segi manapun. 

Sebagian besar kanker payudara yang dialami oleh anak adalah tumor jinak atau berhubungan dengan perkembangan payudara, dan perlu dilakukan upaya pengobatan yang lebih konservatif. Pemeriksaan secara histologis harus dilakukan kepada pasien anak, mengamati ukuran lesi dan pengamatan riwayat klinis yang dapat menggambarkan penemuan tumor. 

  1. Kanker payudara pada anak dan remaja termasuk dalam lesi tumor jinak yang berhubungan dengan perkembangan normal payudara pada anak dan tumor jinak itu sendiri.

  2. Kanker ganas pada anak dan dewasa sangatlah jarang.

  3. Penggambaran klinis yang paling mendekati untuk manajemen penanganan lesi pada payudara pada anak dan remaja, berbeda dengan deteksi biasa yang dilakukan ke pasien dewasa, karena pada dasarnya, anak-anak dan remaja jarang terkena kanker ganas

Cara mengevaluasi (Penggambaran) kanker payudara pada anak; dengan evaluasi diagnosa awal menggunakan alat mamografi. Padahal, penggunaan alat mamografi belum disarankan untuk digunakan karena perkembangan kelenjar mamae pada remaja masih dalam tahap perkembangan dan sensitif jika dilakukan radiasi dan payudara remaja memiliki bentuk padat dengan jaringan fibroglandular. Maka dari itu, Ultrasonografi lebih disarankan dalam proses pengobatannya, karena dapat mendeteksi lesi di jaringan payudara yang padat dan menghindari pasien anak dari radiasi ionisasi. 

Fibroadenoma adalah salah satu tumor payudara yang paling sering ditemukan pada anak dan remaja. Untuk tambahan, pada saat mendiagnosa, bisa dilakukan dengan biopsi menggunakan core needle, karena metode tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada sel payudara usia anak dan remaja. Dan pengobatan yang paling disarankan pada pasien anak, hanyalah dengan melakukan operasi pemotongan atau pengangkatan tumor, yang diikuti dengan manajemen penggunaan obat tertentu, agar nantinya tidak memberikan efek samping berkepanjangan pada anak, atau bahkan merusak jaringan payudara pada pasien anak dan dewasa.


Sumber:

  1. Dr. Hendrian D. Soebagjo, dr., Sp. M (K). Onkologi Mata. Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Surabaya, 2019.

  2. Komite Penanggulangan Kanker NASIONAL. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Eun Ji Lee, MD, Yun-Woo Chang, MD, PhD, Jung Hee Oh, MD, Jiyoung Hwang, MD, Seong Sook Hong, MD, PhD, Hyun-joo Kim, MD, PhD., Breast lesions in children and adolescents: diagnosis and management.  Korean Journal of Radiology. Korean J Radiol 2018;19(5):978-991. Department of Radiology, Soonchunhyang University Seoul Hospital, Seoul 04401, Korea.