Apakah Sowbat sangat suka cemilan dan minuman manis? Kalau tidak minum atau makan cemilan manis, tubuh rasanya lemas, mudah mengantuk, dan tidak berenergi? Hati-hati gejala diabetes ya, Sowbat! Apalagi jika Sowbat memiliki riwayat diabetes pada keluarga. Sebaiknya mulai kurangi takaran konsumsi gula harian dan mengikuti pola hidup sehat.
Di masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan beraktivitas dari rumah saja, sebenarnya sudah memangkas banyak jumlah langkah kaki kita. Dan tahukah Sowbat, kurangnya bergerak dalam jangka waktu lama, akan berdampak pada masalah kesehatan seperti salah satunya adalah diabetes. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui bagaimana pola hidup sehat saat pandemi COVID-19 dan bagaimana cara untuk menjaga tubuh yang jarang bergerak agar tidak menderita Diabetes Melitus (DM).
Apa itu Diabetes Melitus?
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan adanya peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi). Dengan kata lain, diabetes termasuk penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan glukosa dalam sel. Padahal dalam kondisi tubuh yang sehat, glukosa berfungsi untuk membantu metabolisme dan pertumbuhan sel.
Jika seseorang menderita diabetes, tubuh tidak mampu untuk memproduksi insulin secara benar. Akibatnya, kelebihan gula yang seharusnya dapat diproses menjadi energi, justru dapat menyerang dan menghancurkan sel bagi pasien diabetes. Dengan berkurangnya atau tidak adanya insulin, menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan akhirnya menimbulkan peningkatan gula darah. Di lain sisi, sel menjadi kekurangan glukosa yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel.
Apa itu Insulin?
Menurut Damayanti (2015) dalam kondisi tubuh yang normal, sejumlah glukosa dari makanan akan bersirkulasi di dalam darah. Kadar glukosa dalam darah diatur oleh insulin, yaitu hormon yang diproduksi oleh pankreas. Insulin berfungsi untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah dengan cara mengatur pembentukan dan penyimpanan glukosa.
Jadi, insulin merupakan hormon yang dilepaskan oleh pankreas dan merupakan zat utama yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh agar tetap dalam kondisi seimbang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, insulin berfungsi sebagai alat yang membantu gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh.
Faktor Penyebab Diabetes Melitus
Jika Sowbat perhatikan, semakin lama ternyata semakin bertambah jumlah penderita diabetes melitus. Bahkan mulai dari usia anak-anak sudah ada yang mengidap diabetes, baik itu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh banyak ahli, meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus di dunia ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup yang drastis, pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi makanan manis dan berlemak secara berlebih, obat-obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah, kurangnya aktivitas fisik secara rutin, proses penuaan, kehamilan, perokok aktif, dan stres.
Jadi intinya penyakit diabetes dipicu karena adanya lonjakan kadar gula atau glukosa darah. Namun, sebenarnya tidak hanya faktor keturunan dan konsumsi obat saja yang dapat memengaruhi kadar glukosa dalam darah meningkat. Melainkan, ada beberapa faktor yang dimungkinkan dapat mempengaruhi kadar gula darah, seperti gaya hidup tidak sehat, kurang bergerak dan berolahraga, stres berkepanjangan, pertambahan Berat Badan (BB) dan usia, pengunaan obat antidiabetik, dan konsumsi alkohol secara berlebihan.
Jika sudah menderita diabetes, asupan gula harus sangat diperhatikan, sebab kadar gula tidak diperbolehkan berada di bawah (hipoglikemia) maupun di atas batas normal (hiperglikemia). Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada Diabetes Melitus akan menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, organ, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya.
Risiko Gula Darah Tinggi
Jika dilihat dari tabel di atas, sebenarnya hanya terdapat empat faktor yang dapat meningkatkan kadar gula darah sebagai penyebab penyakit diabetes yaitu pola makan yang buruk, IMT yang berlebihan atau obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan adanya riwayat keturunan. Jadi jika sowbat menerapkan pola makan yang baik, kadar gula darah akan rendah. Apalagi jika diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin, hasilnya sowbat akan jauh dari bahaya diabetes melitus.
Setelah kita mengetahui faktor-faktor penyebab diabetes melitus yang ternyata berasal dari kebiasan hidup kita sehari-hari, maka sebaiknya segera lakukan pengendalian. Jika tidak dikendalikan dengan baik, maka dapat menyebabkan risiko komplikasi diabetes semakin meningkat. Sebut saja orang yang mengalami obesitas, semakin tinggi kategori IMT atau Indeks Masa Tubuh seseorang maka akan semakin memperburuk kadar gula darah di dalam tubuhnya. Selain itu, obesitas dapat mengakibatkan resistensi insulin.
Jaringan lemak dalam tubuh juga merupakan suatu jaringan “endokrin” aktif yang dapat berhubungan dengan hati dan otot (dua jaringan sasaran insulin) melalui pelepasan zat perantara. Hasilnya akan mempengaruhi kerja insulin, dan tingginya penumpukan jaringan lemak tersebut dapat menyebabkan timbulnya resistensi insulin. Resistensi insulin yang terjadi pada kelompok obesitas kemudian akan mengakibatkan penurunan kerja insulin pada jaringan sasaran, sehingga gula darah sulit memasuki sel. Keadaan ini pun berakhir kepada peningkatan kadar gula dalam darah dan menjadi penyebab timbulnya diabetes.
Selain faktor obesitas, terdapat fakta menarik lainnya menurut penelitian yang dilakukan Nugroho & Purwanti (2010). Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa risiko diabetes tipe 2 lebih banyak ditemukan pada laki-laki karena sebagian besar dari mereka mempunyai riwayat diabetes dan menerapkan pola makan yang tidak sehat. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa jumlah responden yang mengalami kadar gula darah buruk lebih banyak dari pada kadar gula darah sedang. Dari 20 responden, 62.5 % diantaranya memiliki kadar gula darah buruk yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat.
Cara Mengendalikan Konsumsi Gula
Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) mengungkapkan bahwa pengendalian Diabetes Melitus yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik Diabetes Melitus antara 20–30%. Apabila asupan gula tidak diperhatikan dengan baik, maka komplikasi pada pasien Diabetes Melitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh. Diantaranya, komplikasi diabetes dapat menyebabkan kerusakan gangguan fungsi organ dan kegagalan berbagai organ, terutama pada mata, ginjal, jantung, saraf dan pembuluh darah lainnya. Oleh karena itu, diabetes melitus disebut juga sebagai “Mother of Disease” atau merupakan induk dari berbagai macam penyakit lainnya, seperti hipertensi, jantung, stroke, gagal ginjal hingga kebutaan.
Untuk menghindari komplikasi terjadi, mulai dari sekarang, baik pasien diabetes maupun orang dengan kadar gula darah normal atau sehat harus mulai memperhatikan konsumsi gula hariannya. Khususnya bagi pasien diabetes, mengendalikan konsumsi gula harian sama dengan melakukan pengendalian Diabetes Melitus. Dalam pengendalian diabetes melitus ini ternyata terdapat empat pedoman yang dapat dipatuhi menurut Perkeni.
Pedoman 4 pilar pengendalian Diabetes Melitus tersebut terdiri dari edukasi, pengaturan makan, olahraga, dan kepatuhan pengobatan (Perkeni, 2011). Tujuannya agar pasien Diabetes Melitus dapat hidup lebih sehat dan kadar gula darah terkontrol dengan baik. Empat pillar atau pedoman ini juga serupa dengan faktor penyebab kadar gula darah tinggi seperti yang dibahas sebelumnya. Pengendaliannya pun sama yaitu melalui pengaturan makan dan olahraga. Hanya saja, bagi pasien diabetes melitus perlu memperhatikan edukasi dan patuh terhadap pengobatan.
Pola Makan Sehat
Dalam mengatur pola makan yang sehat, cara terbaik yang dapat dilakukan pemula adalah dengan memilih bahan makanan yang rendah gula, rendah lemak, juga rendah kalori. Agar jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh tidak berlebihan dan tidak meningkatkan kadar gula darah pasien. Namun terkadang, makanan sehat cukup membosankan. Makanan manis yang dijual di toko rasanya menarik hati dan mengundang selera makan serta mood yang baik. Pertanyaannya, apakah pasien diabetes melitus sudah tidak boleh konsumsi makanan dan minuman manis seperti pada umumnya?
Gula 0 Kalori
Pengauturan pola makan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus memang cukup menantang. Pasien harus menjaga kadar gula darahnya, sedangkan sebagian besar makanan dan minuman yang dijual di pasaran sebagian besar banyak yang mengandung gula tinggi. Untuk kita yang tinggal di Indonesia, nasi merupakan makanan pokok sehari-hari. Sebagai gantinya, terdapat roti, mie, dan pasta yang juga mengandung gula yang tinggi. Bisa dikatakan, hampir sebagian besar rumah makan dan penjual makanan tidak ramah dengan penderita diabetes. Lalu, apa yang harus dilakukan?
Jangan khawatir! Sekarang ada solusi terbaik untuk Sowbat yang tetap ingin makan enak tanpa takut kadar gula darah meningkat. Pernah dengar istilah pengganti gula atau sweetener? Gula 0 kalori ini benar-benar penyelamat bagi kita yang sedang "ngidam" makanan dan minuman manis. Tidak hanya untuk pasien diabetes, untuk ibu hamil, dan Sowbat yang sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan maupun untuk tujuan kesehatan pun dapat mengonsumsi gula pengganti yang satu ini. Namanya adalah Equal.
Equal adalah pemanis rendah kalori bahkan sampai nol (0), yang sangat aman digunakan bagi pasien DM tipe 2, dan orang-orang yang ingin melakukan diet karbo. Pemanis Equal juga bisa digunakan sebagai bahan campuran makanan, seperti pengganti gula dalam pembuatan kue,roti, atau pemanis pada minuman seperti teh, kopi, dan minuman favorit sowbat lainnya.
Dengan mengganti gula dengan pemanis 0 kalori seperti Equal, harapannya pasien DM tipe 2, tetap dapat mengonsumsi makanan dan minuman manis dengan aman, tanpa rasa khawatir akan peningkatan gula dalam darah, serta tidak menggangu jadwal pola makan dengan kalori teratur yang sudah dijalankan selama ini. Selain itu, dapat meningkatkan mood baik dan menjalani hari dengan lebih bahagia. Ternyata sehat itu tidak susah kan, sowbat! Yuk, ganti gulamu sekarang!
Eksklusif di Goapotik:
Produk EQUAL Diskon hingga 55% + Free Hadiah Menarik
Penulis: Elisabeth Hutapea
Editor: Tim GoApotik
Referensi:
Ikhwan., Astuti,Eka., Misriani. HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN TINGKAT STRESS PADA PENDERITA DIABETES MILLITUS TIPE 2. STIKES Muhammadiyah Sidrap. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, Vol.7 No.1 Bulan Juli Tahun 2018. ISSN:2089-9394.
Boku, Aprillia. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TTERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2019.
Putri, Nurlalli Haida Kurnia., Isfandiari, Muhammad Atoillah. HUBUNGAN EMPAT PILAR PENGENDALIAN DM TIPE 2 DENGAN RERATA KADAR GULA DARAH. Universitas Airlangga. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 1, No.2 September 2013:234-243.
Nababan, Agnes Sry Vera., Pinem ,Maria Magdalena., Mini,Yulita., Purba, Tuty Hertati.FAKTOR YANG MEMENGARUHI KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS (DM) TIPE II. Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia. Jurnal Dunia Gizi, Vol. 3, No. 1, Juni 2020: 23-31.
Rujukan artikel web: Equal